Jumat, 14 Agustus 2020

IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI MADRASAH

 

IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI MADRASAH

 

 

 


 

 

Makalah

Diajukan dan dipresentasikan pada Seminar Mata Kuliah Manajemen Mutu Pendidikan Islam 

Program Pascasarjana Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam 

UIN Alauddin Makassar

 

 

Oleh

 

 

A.NURUL IKHSANA

NIM. 80300218021

 

 

 

 

 

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2019


KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt. karena berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah (makalah) ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw., keluarga beliau, para sahabat, dan tabi’in yang telah memperjuangkan agama Islam.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami berbagai macam hambatan dan rintangan. Akan tetapi, berkat bantuan dan kerja sama dengan teman-teman, makalah ini dapat terselesaikan, namun masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati,  penulis  sangat  menyadari  bahwa  makalah masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang  membangun  dari  pembaca  yang  budiman  sangat  penulis  harapkan  demi perbaikan dan kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Semoga  karya  ilmiah  ini  dapat  bermanfaat  bagi  pengembangan  wacana keilmuan  kita  semua,  khususnya  bagi penulis  sendiri  dan mahasiswa  pada umumnya.       

              Āmin Yā Rabb al-‘Ālamin....

 

                                                                                                 Samata,  Desember 2019

                                                                                                  

 

                                                                                                             Penulis

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan hasil ujian nasional siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah/madrasah dengan jumlah yang relatif sangat kecil.

Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil.[1] Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagaimana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah/madrasah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.

Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (madrasah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.

Diskusi tersebut memberikan pemahaman kepada kita bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan. Disamping itu mengingat sekolah/madrasah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah/madrasah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah/madrasah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya. Walaupun demikian, agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut (adanya benchmarking). Pemikiran ini telah mendorong munculnya pendekatan baru, yakni pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang harus berbasis sekolah/madrasah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan.[2]

 

B.  Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian Total Quality Management (TQM)?

2.    Apa persyaratan implementasi Total Quality Management (TQM)?

3.    Bagaimana strategi implementasi Total Quality Management (TQM)?


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Total Quality Management (TQM)

Filosofi yang terkandung dalam TQM adalah bahwasanya dalam setiap usaha, pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan sebaik mungkin adalah masalah yang sangat prima. Dengan demikian diperlukan pengelolaan mutu (kualitas) secara total (terpadu).[1]

TQM berkaitan dengan penciptaan budaya kualitas yang bertujuan agar karyawan dan staf dapat memuaskan konsumen sekaligus didukung oleh struktur organisasi mereka dalam melakukan hal yang dimaksud (Ramdass & Kruger, 2006:9). TQM dianggap sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terusmenerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2000:4).[2]

TQM merupakan sistem manajemen mutu yang berkaitan dengan upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dari berbagai aspek secara berkelanjutan. Mutu pendidikan dapat diukur dari tercapainya kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Sebagai institusi pelayanan jasa, pendidikan perlu menciptakan budaya mutu untuk memenuhi harapan pelanggan yang cenderung mengalami perubahan. TQM menekankan pada perbaikan yang berkelanjutan dan berlandaskan kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama yang perlu diimplementasikan di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia agar dapat menjadi unggul dan memenangkan persaingan global.[3]

Menurut Shikawa dalam Fandi Tjiptono dan Diana, TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Sedangkan Santoso menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi  usaha  dan berorientasi  pada kepuasan  pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.[4]

Menurut Kid Sadgrove, Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan“.[5]

Sallis (2011:73) mendefiniskan TQM sebagai sebuah filosofi tentang perbaikan  secara terusmenerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada     setiap institusi pendidikan dalam memenuhi  kebutuhan,  keinginan,  dan  harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. TQM memberikan kesempatan bagi setiap orang di dalam institusi pendidikan untuk melibatkan dirinya dalam melakukan peningkatan atau perbaikan. Dalam pelaksanaanya TQM membutuhkan kerja tim yang efektif untuk menghasilkan sebuah pelayanan yang maksimal.[6]

Tobin mendefinisikan TQM sebagai usaha terintegrasi total untuk mendapatkan manfaat kompetitif dengan cara secara terus-menerus memperbaiki setiap fase budaya organisasional. Sedangkan Witcher menekankan pada pentingnya aspek-aspek TQM menggunakan penjelasan berikut: Total: Menandakan bahwa setiap orang dalam perusahaan harus dilibatkan (bahkan mungkin pelanggan dan para pemasok), Quality: Mengindikasikan bahwa keperluan-keperluan pelanggan sepenuhnya dipenuhi, dan Management: Menjelaskan bahwa eksekutif senior pun harus komit secara penuh.

Feigenbaum memberikan definisi yang lebih lengkap dari TQM: “sistem kualitas total dijelaskan sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan siklus kepuasan pelanggan dari interpretasi keperluannya terutama pada tahap pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari harga ekonominya dan pada persepsinya dari produk setelah dia telah menggunakannya sepanjang perioda waktu”.

Bennett and Kerr  mengatakan bahwa TQM adalah konsep dan metode yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten. Dalam TQM tidak hanya pihak manajemen yang bertanggungjawab dalam memenuhi keinginan pelanggan, tetapi juga peran secara aktif seluruh anggota dalam organisasi untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya.[7]

Penerapan Total Quality Manajemen (TQM) di sekolah sangat tepat, karena Total Quality Manajemen (TQM) sebagai suatu sistem, Total Quality Manajemen (TQM) tidak hanya mengurangi masalah pendidikan, tetapi sekaligus sebagai model yang mengutamakan perbaikan berkelanjutan, Total Quality Manajemen (TQM) menawarkan filosofi, metode, dan strategi baru perbaikan mutu pendidikan. Melalui penerapan Total Quality Manajemen (TQM) di institusi pendidikan diharapkan keterpurukan mutu pendidikan Indonesia di kawasan Asia dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia di masa kini dan di masa yang akan datang.[8]

B.  Persyaratan Implementasi Total Quality Management (TQM)

Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:[9]

1.    Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.

2.    Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM.

3.    Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas

4.    Memilih koordinator (fasilitator) program TQM

5.    Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM

6.    Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission).

7.    Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan

8.    Merencanakan mutasi program TQM.

C.  Strategi Implementasi Total Quality Management (TQM)

Dalam rangka mengimplementasikan konsep manajemen peningkatan mutu yang berbasis madrasah ini, maka melalui partisipasi aktif dan dinamis dari orang tua, siswa, guru dan staf lainnya termasuk institusi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan madrasah harus melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut: [10]

1.    Penyusunan basis data dan profil madrasah lebih presentatif, akurat, valid dan secara sistimatis menyangkut berbagai aspek akademis, administratif (siswa, guru, staf), dan keuangan.

2.    Melakukan evaluasi diri (self assesment) utnuk menganalisa kekuatan dan kelemahan mengenai sumber daya madrasah, personil madrasah, kinerja dalam mengembangkan dan mencapai target kurikulum dan hasil-hasil yang dicapai siswa berkaitan dengan aspek-aspek intelektual dan keterampilan, maupun aspek lainnya.

3.    Berdasarkan analisis tersebut madrasah harus mengidentifikasikan kebutuhan madrasah dan merumuskan visi, misi, dan tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi siswanya sesuai dengan konsep pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai. Hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan identifikasi kebutuhan dan perumusan visi, misi dan tujuan adalah bagaimana siswa belajar, penyediaan sumber daya dan pengeloaan kurikulum termasuk indikator pencapaian peningkatan mutu tersebut.

4.    Berangkat dari visi, misi dan tujuan peningkatan mutu tersebut madrasah bersama-sama dengan masyarakatnya merencanakan dan menyusun program jangka panjang atau jangka pendek (tahunan termasuk anggarannnya). Program tersebut memuat sejumlah program aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan dan harus memperhitungkan kunci pokok dari strategi perencanaan tahun itu dan tahun-tahun yang akan datang. Perencanaan program madrasah ini harus mencakup indikator atau target mutu apa yang akan dicapai dalam tahun tersebut sebagai proses peningkatan mutu pendidikan.

5.    Prioritas seringkali tidak dapat dicapai dalam rangka waktu satu tahun program madrasah, oleh karena itu madrasah harus membuat strategi perencanaan dan pengembangan jangka panjang melalui identifikasi kunci kebijakan dan prioritas. Perencanaan jangka panjang ini dapat dinyatakan sebagai strategi pelaksanaan perencanaan yang harus memenuhi tujuan esensial, yaitu : (a) mampu mengidentifikasi perubahan pokok di madrasah sebagai hasil dari kontribusi berbagai program sekolah/madrasah dalam periode satu tahun, dan (b) keberadaan dan kondisi natural dari strategi perencanaan tersebut harus menyakinkan guru dan staf lain yang berkepentingan (yang seringkali merasakan tertekan karena perubahan tersebut dirasakan harus melaksanakan total dan segera) bahwa walaupun perubahan besar diperlukan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa, tetapi mereka disediakan waktu yang representatif untuk melaksanakannya, sementara urutan dan logika pengembangan juga telah disesuaikan.

6.    Melakukan monitoring dan evaluasi untuk menyakinkan apakah program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, apakah tujuan telah tercapai, dan sejauh mana pencapaiannya. Karena fokus kita adalah mutu siswa, maka kegiatan monitoring dan evaluasi harus memenuhi kebutuhan untuk mengetahui proses dan hasil belajar siswa. Secara keseluruhan tujuan dan kegiatan monitoring dan evaluasi ini adalah untuk meneliti efektifitas dan efisiensi dari program sekolah/madrasah dan kebijakan yang terkait dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Seringkali evaluasi tidak selalu bermanfaat dalam kasus-kasus tertentu, oleh karenanya selain hasil evaluasi juga diperlukan informasi lain yang akan dipergunakan untuk pembuatan keputusan selanjutnya dalam perencanaan dan pelaksanaan program di masa mendatang. Demikian aktifitas tersebut terus menerus dilakukan sehingga merupakan suatu proses peningkatan mutu yang berkelanjutan.


BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.    TQM adalah konsep dan metode yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten. Dalam TQM tidak hanya pihak manajemen yang bertanggungjawab dalam memenuhi keinginan pelanggan, tetapi juga peran secara aktif seluruh anggota dalam organisasi untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya.

2.    Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut: Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak; mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM; menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas; memilih koordinator (fasilitator) program TQM; melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM; merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission); mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan; merencanakan mutasi program TQM..

3.    Dalam rangka mengimplementasikan konsep manajemen peningkatan mutu yang berbasis madrasah ini, maka melalui partisipasi aktif dan dinamis dari orang tua, siswa, guru dan staf lainnya termasuk institusi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan madrasah harus melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut: Penyusunan basis data dan profil madrasah; melakukan evaluasi diri (self assesment); mengidentifikasikan kebutuhan madrasah; merencanakan dan menyusun program jangka panjang atau jangka pendek; prioritas; dan melakukan monitoring dan evaluasi.

B.  Implikasi

Pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya diharapkan dapat berimplikasi positif dan berguna terhadap para pembaca dalam memahami tentang Implementasi TQM di Madrasah. Terkhusus bagi para mahasiswa,  penuntut ilmu yang sedang mengkaji tentang Manajemen Mutu Pendidikan Islam.


 

DAFTAR PUSTAKA

Umedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah, Jakarta: Pusat Kajian Mutu Pendidikan, 2004.

Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management, Ed. Revisi, Yogyakarta: Andi, 2003.

Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Yogyakarta: Adipura, 2001.

http://intanmutiah24.blogspot.com/2016/10/makalah-total-quality-management.html (Diakses 24 Desember 2019)

Soegito, Total Quality Management, Semarang: UNNES, 2002.

Arsyad, Azhar, Pokok-Pokok Manajemen: Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan dan Eksekutif Cet. III: Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2012.

Achmad Supriyanto, “Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajran di Institut Pendidikan”,Jurnal Cakrawala Pendidikan, th. XXX, no. 1 (Februari 2011) , h. 18. https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/4188 (Diakses 02 Januari 2020)

Alfatur Rahman, “Implementasi Total Quality Management (TQM) di SD Al-Hikmah Surabaya”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, vol. 3, no. 1 (Mei 2018), h. 113 http://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/index.php/manageria/article/download/31-06/1415 (Diakses 02 Januari 2020)

Dedi Prestiadi, Wahyu Hardiyanto, Suwito Eko Pramono, “Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam mencapai Kepuasan Kerja”, Jurnal Education Management, vol. 4, no. 2 (2015), h. 108  https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman/article/view/9853/6338 (Diakses 02 Januari 2020)

Rosiana Harz, M. Rudi Irwansyah, Nunuk Ikhtiarini, “Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam Meningkatkan Kualitas Output Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Seririt Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, vol. 4, no. 2 (Desember 2016), h. 43 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/EKU/article/download/12791/8047 (Diakses 02 Januari 2020)

 



[1]Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen: Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan dan Eksekutif (Cet. III: Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2012), h. 48

[2]Achmad Supriyanto, “Implementasi Total Quality Management dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajran di Institut Pendidikan”,Jurnal Cakrawala Pendidikan, th. XXX, no. 1 (Februari 2011) , h. 18. https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/4188 (Diakses 02 Januari 2020)

[3]Alfatur Rahman, “Implementasi Total Quality Management (TQM) di SD Al-Hikmah Surabaya”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, vol. 3, no. 1 (Mei 2018), h. 113 http://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/index.php/manageria/article/download/31-06/1415 (Diakses 02 Januari 2020)

[4]Fandi Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management, Ed Revisi, (Yogyakarta: Andi, 2003), h. 4

[5]Ulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa (Yogyakarta: CV Adipura, 2001), h. 181

[6]Dedi Prestiadi, Wahyu Hardiyanto, Suwito Eko Pramono, “Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam mencapai Kepuasan Kerja”, Jurnal Education Management, vol. 4, no. 2 (2015), h. 108  https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman/article/view/9853/6338 (Diakses 02 Januari 2020)

[8]Rosiana Harz, M. Rudi Irwansyah, Nunuk Ikhtiarini, “Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam Meningkatkan Kualitas Output Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Seririt Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, vol. 4, no. 2 (Desember 2016), h. 43 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/EKU/article/download/12791/8047 (Diakses 02 Januari 2020)

[9]Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, h. 186.

[10]Soegito, Total Quality Management (Semarang: UNNES, 2002), h. 14.


[1]Umedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah (Jakarta: Pusat Kajian Mutu Pendidikan, 2004)

[2]Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management, Ed. Revisi, (Yogyakarta: Andi, 2003), h. 3.

Kamis, 13 Agustus 2020

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

 

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENDIDIKAN ISLAM

 

 


 

 

Makalah

Diajukan dan dipresentasikan pada Seminar Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Konsentrasi

Manajemen Pendidikan Islam

UIN Alauddin Makassar

 

 

Oleh

 

 

A.NURUL IKHSANA

NIM. 80300218021

 

 

 


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2019



KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt. karena berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah (makalah) ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw., keluarga beliau, para sahabat, dan tabi’in yang telah memperjuangkan agama Islam.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami berbagai macam hambatan dan rintangan. Akan tetapi, berkat bantuan dan kerja sama dengan teman-teman, makalah ini dapat terselesaikan, namun masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati,  penulis  sangat  menyadari  bahwa  makalah masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang  membangun  dari  pembaca  yang  budiman  sangat  penulis  harapkan  demi perbaikan dan kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Semoga  karya  ilmiah  ini  dapat  bermanfaat  bagi  pengembangan  wacana keilmuan  kita  semua,  khususnya  bagi penulis  sendiri  dan mahasiswa  pada umumnya.       

Āmin Yā Rabb al-‘Ālamin....

 

 

 

                                                                                                 Samata,      Oktober 2019

                                                                                                  

 

                                                                                                             Penulis


 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ ........ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ........ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ ....... iii

BAB I      PENDAHULUAN............................................................................... ...... 1-2

A.      Latar Belakang............................................................................... ........ 1

B.       Rumusan Masalah.......................................................................... ........ 2

BAB II    PEMBAHASAN......................................................................................... 3-7

A.       Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam......... ........ 3

B.       Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam...         5

C.       Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam....... ........ 7

BAB III   PENUTUP............................................................................................ 10-12

A.       Kesimpulan ................................................................................... ....... 10

B.        Implikasi .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................       12

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.

Informasi merupakan satu-satunya sumber yang dibutuhkan seorang pimpinan lembaga pendidikan. informasi dapat diolah dari sumber lain yang dipengaruhi oleh organisasi yang sangat kompleks dan perangkat komputer yang dimiliki. Informasi dapat memperbaiki kinerja lembaga pendidikan, layaknya kinerja usaha lembaga bisnis.

Informasi yang diolah dengan menggunakan komputer dapat digunakan oleh seorang pimpinan organisasi atau perorangan dengan keahlian yang dimiliki sebagai sarana komunikasi dan pemecahan masalah, serta informasi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dapat digali melalui sumber-sumber yang tersedia, seperti sumber daya manusia, material, alat, biaya yang dibutuhkan, serta data yang akan diolah.

Ledakan informasi saat ini menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap kompleksitas manajemen pada umumnya, khususnya manajemen pendidikan. pimpinan sebuah lembaga pendidikan pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.[1]

B.  Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian sistem informasi manajemen pendidikan islam?

2.    Bagaimana perkembangan sistem informasi manajemen pendidikan islam?

3.    Bagaimana penggunaan sistem informasi manajemen pendidikan islam?


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam

1.    Sistem

a.    Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling memengaruhi dalam satu lingkungan tertentu.

b.    Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai  suatu tujuan.

c.    Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian yang saling mempengaruhi.

d.   Sistem merupakan bagian-bagian yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai beberapa tujuan.

e.    Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan.[1]

2.    Informasi

Gordon B. Davis mengatakan bahwa Informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang.

Sedangkan informasi menurut Budi Sutedjo merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan penget   ahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada.

Menurut Samuel Elion, informasi yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa sehingga manusia dapat membedakan sesuatu dengan yang lainnya. Jadi, informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah, baik bersifat kualitatif mauun kuantitatif dan memiliki arti lebih luas.[2]

3.    Manajemen

Menururt George R. Terry, manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.

Sedangkan Manajemen menurut Stoner AF, yaitu merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan antarnggota organisasi dengan menggunakan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. [3]

4.    Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I ayat (1): pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[4]

5.    Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam

Sistem informasi manajemen pendidikan islam merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan islam.

Pengertian lain sistem informasi manajemen pendidikan islam adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen (perencanaan, penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam lembaga pendidikan islam.[5]

B.  Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat pada era globalisasi saat ini, sangat terasa pengaruhnya dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, mulai dari bidang sosial, politik, budaya dan termasuk bidang pendidikan. Sehingga harus cepat pula perubahan dan perkembangan iptek tersebut secara serius direspon oleh masyarakat.

Untuk itu bidang pendidikan dalam hal ini lembaga pendidikan yang di dalamnya ada madrasah dan pondok pesantren perlu melakukankan perubahan secara terus menerus seiring dengan perkembangan jaman. Dalam rangka menanggapi serta menjawab tuntutan kemajuan iptek tersebut madrasah dan pesantren salah satunya harus bisa menyediakan layanan informasi yang cepat, lengkap, akurat, tersusun rapi dan akuntabel, untuk pemutahiran data lembaga pendidikan yang akan dijadikan acuan untuk mengeluarkan kebijakan, perencanaan pendidikan, manajemen pendidikan dan lain-lain.

Dalam menghadapi globalisasi, sistem informasi semakin dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai lembaga pendidikan tersebut.

Dalam rangka membangun informasi yang handal, dibutuhkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan. SIM Pendidikan adalah sebuah sistem informasi. SIM Pendidikan ini dikembangkan secara terpadu dimulai dari proses operasional pendaftaran siswa baru, proses akademik, pengelolaan keuangan, sampai operasional siswa menjadi alumni, sehingga manajemen pendidikan menjadi lebih mudah dan terkontrol.

Kementerian Agama RI khususnya dalam bidang pendidikan telah menggunakan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pendidikan yang diharapkan menjadi solusi untuk kemajuan lembaga-lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan kemanag RI, SIM Pendidikan tersebut diharapkan mampu menampung dan mengolah data serta menghasilkan informasi yang tepat dan akurat setiap saat. Tanpa dukungan SIM pendidikan yang tangguh, maka akan sulit rasanya lembaga pendidikan yang baik dan maju akan terwujud, karena SIM Pendidikan menolong lembaga-lembaga pendidikan dalam mengintegrasikan data, mempercepat dan mensistematisasikan pengolahan data, meningkatkan kualitas informasi, meningkatkan kontrol, menyederhanakan alur registrasi atau proses keuangan, dan lain sebagainya.[6]

C.  Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam

Di era sekarang ini, lembaga-lembaga pendidikan islam semakin sadar akan pentingnya pendidikan yang berkualitas. Kondisi ini menuntut adanya upaya dalam peningkatan mutu pendidikan dalam berbagai aspeknya. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan penerapan sistem informasi manajemen pada seluruh aktivitas pendidikan pada lembaga pendidikan islam.

Sistem informasi manajemen telah banyak digunakan pada lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan islam walaupun belum merata diterapkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Penggunaan sistem informasi manajemen pada lembaga pendidikan islam tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi akan berjalan dengan efesien, terukur dan fleksibel. Telah banyak lembaga pendidikan yang berhasil mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung sistem informasi manajemen pendidikannya. Bahkan, merambah pada pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Kemajuan teknologi informasi memungkinkan siapa pun mengadopsi berbagai model pembelajaran yang lebih efektif, efesien, memiliki nilai tambah serta inovatif. Model-model pembelajaran yang memberi ruang yang cukup bagi pendidik dalam mencari formulasi baru untuk memberikan tambahan ilmu dan keterampilan bagi peserta didiknya. Sistem informasi manajemen pendidikan dapat berjalan apabila semua komponen pada lembaga pendidikan tersebut dapat menggunakan dan pemanfaatan aplikasi sistem informasi manajemen.[7]

Penggunaan sistem informasi manajemen pendidikan dalam sistem informasi manajemen pendidikan di lingkungan kementerian agama memiliki tujuan sebagai berikut:

1.    Memperkuat kemampuan untuk mengatur, merencanakan, dan mengawasi alur informasi antar instansi yang saling berhubungan.

2.    Memadukan seluruh informasi yang berhubungan dengan manajemen kegiatan pendidikan dan menyajikannya secara ringkas dan menyeluruh.

3.    Memperbaiki kapasitas pengolahan, penyimpanan, dan analisis data dalam menyediakan informasi yang terpercaya dan tepat waktu bagi perencana, pemimpin, dan penanggungjawab bidang pendidikan.

4.    Mengkoordinasikan proses pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, analisis dan menyebarkan informasi dalam manajemen pendidikan.

5.    Memudahkan dan meningkatkan penggunaan informasi yang sesuai oleh berbagai instansi dan perorangan pada semua jenjang agar perencanaan, pelaksanaan, dan manajemen pendidikan dapat lebih efektif.

6.    Menyederhanakan alur informasi dalam pengambilan keputusan dengan menghapus proses duplikasi dan perbedaan pengisian informasi.

7.    Mengaitkan berbagai sistem informasi yang ada.

8.    Memadukan berbagai sumber informasi kuantitatif dan kulitatif dalam suatu sistem.

9.    Memperbaiki proses pengumpulan, penyebaran, dan penggunaan informasi manajemen pendidikan dalam menanggapi perubahan kebutuhan informasi.

Sistem informasi manajemen pendidikan telah digunakan kurang lebih satu dekade di lingkungan kementerian agama. Selama itu, telah banyak kemajuan yang dicapai diantaranya:

1.    Data sistem informasi manajemen pendidikan menjadi satu-satunya data yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan islam.

2.    Adanya peningkatan kapasitas pengelola sistem informasi manajemen pendidikan.

3.    Terjadinya penguatan kelembagaan sistem informasi manajemen pendidikan.

4.    Peningkatan kapasitas infrastruktur sistem informasi manajemen pendidikan.

Namun di lain pihak, keberadaan sistem informasi manajemen pendidikan juga masih menyimpan beberapa kekurangan, antara lain: data tersedia tidak tepat waktu, masih rendahnya kapasitas pengelola sistem infomasi manajemen pendidikan khususnya di tingkat kabupaten dan madrasah, serta rendahnya komitmen dari pengelola sistem informasi manajemen pendidikan pada tingkat paling bawah. Dengan demikian, pada dasarnya sistem informasi manajemen pendidikan sangat dibutuhkan dan telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam perencanaan pendidikan, namun masih terdapat beberapa kekurangan yang membutuhkan perbaikan dari berbagai aspek.[8]

  

BAB III

PENUTUP

A.  Simpulan

1.    Sistem informasi manajemen pendidikan islam merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan islam.

2.    Dalam menghadapi globalisasi, sistem informasi semakin dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai lembaga pendidikan tersebut.

3.    Penggunaan sistem informasi manajemen pada lembaga pendidikan islam tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi akan berjalan dengan efesien, terukur dan fleksibel. Telah banyak lembaga pendidikan yang berhasil mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung sistem informasi manajemen pendidikannya. Bahkan, merambah pada pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Kemajuan teknologi informasi memungkinkan siapa pun mengadopsi berbagai model pembelajaran yang lebih efektif, efesien, memiliki nilai tambah serta inovatif. Model-model pembelajaran yang memberi ruang yang cukup bagi pendidik dalam mencari formulasi baru untuk memberikan tambahan ilmu dan keterampilan bagi peserta didiknya.

B.  Implikasi

Pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya diharapkan dapat berimplikasi positif dan berguna terhadap para pembaca dalam memahami tentang Konsep dasar sistem informasi manajemen pendidikan islam. Terkhusus bagi para mahasiswa,  penuntut ilmu yang sedang mengkaji tentang sistem informasi manajemen pendidikan islam.


 

DAFTAR PUSTAKA

Saepullah Ma’ruf, Yudi Imansyah, Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan Pada Kementerian Agama (KEMENAG) RI, 2016. http://realitaspendidikan.blogspot.com/2016/09/sisteminformasi-manajemen-sim.html

Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Anwar Darwis, Hilal Mahmud, Sistem Informasi Manajemen Pada Lembaga Pendidikan Islam, Journal Of Islamic Education Management, Vol. 2, No.1, Palopo, 2017.

 


[1]Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2015)., h. 3

[2]Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan., h. 4

[3]Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan., h. 5

[4]Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan,. h. 6

[5]Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan,. h. 13

[6]Saepullah Ma’ruf, Yudi Imansyah, Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan Pada Kementerian Agama (KEMENAG) RI, 2016. http://realitaspendidikan.blogspot.com/2016/09/sisteminformasi-manajemen-sim.html

[7]Anwar Darwis, Hilal Mahmud, Sistem Informasi Manajemen Pada Lembaga Pendidikan Islam, Journal Of Islamic Education Management, Vol. 2, No.1 (Palopo, 2017)., h. 71

[8]Anwar Darwis, Hilal Mahmud, Sistem Informasi Manajemen Pada Lembaga Pendidikan Islam., h. 73 


[1]Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2015)., h. 1 

IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI MADRASAH

  IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI MADRASAH           Makalah Diajukan dan dipresentasikan pada Seminar Mata ...