SEJARAH PERKEMBANGAN DAN
PENDEKATAN
DALAM PERILAKU ORGANISASI
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah
Perilaku Organisasi Pendidikan Pada Jurusan Tarbiyah
Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam
Semester VI
Oleh:
Kelompok I
A.NURUL IKHSANA
NIM: 02.14.3.076
SUSI SUSANTI
NIM: 02.14.3.69
SYAHRUL
SYAM
NIM: 02.14.3.061
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah
Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu meng-anugrahkan nikmat-Nya kepada
kita semua. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi besar kita
Nabi Muhammad saw yang membawa rahmat bagi seluruh alam, kepada keluarga-Nya,
para sahabat-Nya dan semoga sampai kepada kita sebagai umat-Nya, amin.
Berdasarkan informasi yang penulis
peroleh dari berbagai sumber, syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah tentang “Sejarah Perkembangan Dan Pendekatan Dalam Perilaku Organisasi“ yang
merupakan salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi Pendidikan.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini, semoga menjadi suatu ibadah dan semoga Allah swt membalasnya
dengan sesuatu yang lebih baik, amin. Kami menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Watampone, 15 Maret
2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 3
C.
Tujuan Penulisan
3
BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah
perkembangan pada masa neoklasik 4
2. Sejarah
perkembangan pada masa modern 6
3. Landasan perilaku bagi manajemen 7
4.
Pendekatan sosial learning 7
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan 9
B.
Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketika ada keinginan untuk mengerti tentang
sesuatu yang terjadi sekarang dan mencoba untuk memprediksi mengenai apa yang
terjadi pada masa yang Akan datang, maka perlu melihat balik ke belakang.
Dengan melihat balik ke belakang tentang sejarah perilaku organisasi, maka Akan
mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan wawasan mengenai perilaku organisasi.[1]
Manusia sudah
mempelajari perilaku organisasi sudah berlangsung dari zaman dulu. Pada awal
abad 20, manusia sudah mengembangkan ilmu-ilmunya tentang berperilaku
organisasi. Sejarah perilaku organisasi menjelaskan tentang bagaimana
perkembangan perilaku organisasi dari masa ke masa. Maka dari itu, perilaku
organisasi sudah melalui banyak tahap dan perkembangan sesuai dengan kejadian
nyata yang di ambil dari para individu yang berperilaku dalam organisasi. Para
ahli mengungkapkan bahwa perkembangan pengetahuan tentang berperilaku
organisasi akan meningkatkan keefektifitasan kinerja seseorang dalam suatu
organisasi yang ia geluti.
Manajemen
merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terdapat aktifitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, penempatan, pemotivasian,
komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkordinsi berbagai sumberdaya yang ada oleh organisasi
sehingga menghasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Organisasi,
didalamnya terdapat pengaturan terhadap kegiatan untuk mencapai tujuan yng
ditetapkan. Manajemen dalam organisasi adalah alat yang dipakai untuk
mengarahkan kegiatannya pada tujuan yang diinginkan. Oleh karenanya maka
dibutuhkan pengaturan yang sebaik-baiknya. Jika organisasi dan manajemen saling
bersinergi maka tujuan akan dicapai secara optimal. Organisasi merupakan salah
satu bentuk media dalam mencapai kebutuhan dan tujuan.
Manajemen
dalam organiasasi mempunyai landasan karena ditimbulkan oleh adanya tujuan
bersama dan kepentingan yang sama yang akan dicapai, adanya kerjasama antar
individu dan kelompok yang terikat secara formal. Selain itu karena adanya
faktor pembagian kerja, komunikasi tanggungjawab, dan pimpinan landasan
manajemen dalam organisasi adalah karena adanay kewenangan dan responsibility
dari setiap individu dlam organisasi.
Seperti halnya
dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis
dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku
organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi
industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat
ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku
Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan
keberhasilan kerja.[2]
Persoalan-persoalan
organisasi cenderung semakin ruwet, karena manusia baik sebagai individu maupun
anggota kelompok selaku pendukung utama suatu organisasi maupun bentukya,
memiliki perilaku dan pembawaan yang berbeda-beda dan cenderung berkembang
mempengaruhi perilaku organisasi. Hal ini merupakan tantangan yang harus di hadapi
oleh setiap manajer atau pimpinan organisasi. Oleh sebab itu pembahasan masalah
tingkah laku manusia di dalam organisasi atau perilaku organisasi merupakan
suatu hal yang sangat urgen untuk secara terus-menerus dipelajari.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah perkembangan perilaku organisasi pada masa neoklasik?
2.
Bagaimana
sejarah perkembangan perilaku organisasi pada masa modern?
3.
Bagaimana
landasan perilaku bagi manajemen?
4.
Bagaimana
pendekatan sosial learning?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui perkembangan perilaku organisasi pada masa neoklasik.
2.
Untuk
mengetahui sejarah perkembangan perilaku organisasi pada masa modern.
3.
Untuk
mengetahui landasan perilaku bagi manajemen.
4.
Untuk
mengetahui pendekatan sosial learning.
BAB II
PEMBAHAS
A. Sejarah Perkembangan Perilaku
Organisasi Pada Masa Neoklasik
Fokus perhatian para teoritikus masa neoklasik adalah
pengakuan mengenai sifat sosial dari organisasi. Pada masa inilah
hubungan-hubungan manusiawi mulai diperhatikan, memandang organisasi sebagai
suatu yang terdiri dari tugas tugas maupun manusia. Para teoritikus neo klasik
mewakili pandangannya dari sisi manusianya dibandingkan sisi mesin yang
dipandang oleh para teoritikus masa klasik.
1. Elton mayo
Merupakan ahli psikologi havard yang bertindak
sebagaian konsultasi sebagai konsultan pada kajian tersebut pada tahun
1927-1932. Kajian-kajian yang dilkukannya mengantarkan ke arah humanisme
organisasi dengan melihat pertimbangan akibat terhadap kelompok kerja, sikap
pegawai dn hubunagn amnajemen dan pegawai.
2. Chester Benard
Gagasan bahwa organisasi merupakan kerja sama mulanya
dikemukakan oleh Chester. Ia menuangkan berbagai macam ide-ide terbaiknya
bdalam beberapa buku yang ia tulis. Bernard adalah orang pertama yang
memperlakukan organisasi sebagai suatu sitem.
3. Douglas Mc Gregor
Pendapatnya yang paling terkenal adalah pandnagn tentang
manusia, yaitu pandangan positif dan pandangan negatif. Pendapat tersebut atas
dasar pengelompokan asumsi tertentu dan bahwa manusia cenderung untuk menyesuaikan
perilakunya terhadap bawahannya sesui dengan asumsi tersebut.
Menurut Raymond
Miles, pendekatan hubungan kemanusiaan menempatkan para pekerja atau
karyawan sebagai manusia, bukan sebagai mesin. Mereka harus diperhatikan dan
disejahterakan. Pada sejarah hubungan kemanusiaan, terdapat 3 kejadian yang
memberikan kontribusinya terhadap ilmu perilaku organisasi, yakni:
1. Masa depresi
Terjadi
karena menumpuknya inventaris usaha, konsumen menolak naiknya harga dan biaya
usaha, akumulasi dalam jumlah yang berbeda dari kemampuan produksi baru dan
pengembangan teknologi, jarangnya investasi yang berskala besar, serta
melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan. Sehingga mengakibatkan pengangguran
dan ketidakamanan hidup.
Lalu, timbul gagasan bahwa unsur manusia sebagai unsur
yang sangat dominan dalam manajemen. Dan akhirnya, perilaku kemanusiaan dan
perilaku organsasi mendapatkan perhatian secara seksama.
2. Gerakan Serikat buruh
Gerakan
serikat buruh secara lansung ataupun tidak memberikan dampak yang besar
terhadap studi perilaku individu-individu yang mendukung kerjasama dalam suatu
organisasi untuk mendapatkan perhatian yang perlu ditelaah dan dikembangkan.
3. Hasil penemuan Hawthorne
Serangkaian
percobaan yang dilakuakan Elton Mayo pada pabrik Hawthorne (1927-1932)
seperti percobaan tentang cahaya lampu, percobaan ruang istirahat dan percobaan
ruang bank telegram untuk mempelajari pengaruh kondisi fisik. Percobannya
membuktikan bahwa selain kondisi fisik ruangan, ikatan sosial juga memiliki
pengaruh besar terhadap prestasi kerja para karyawan yang akhirnya melahirkan
pendekatan Neo-Klasik yang disebut juga pendekatan Human Relation.
Howthorne
mengadakan penelitian dengan tujuan untuk mencari sampai di mana pengaruh
hubungan antara kondisi fisik lingkungan kerja dengan produktivitas karyawan.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah pertama percobaab
tentang cahaya lampu antara tahun 1924-1927, hasilnya bahwa cahaya peneragan
lampu pada tempat kerja hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
kerja dan pengaruhnya kecil sekali. Langkah kedua, Howthorne menyediakan
ruang istirahat bagi karyawan. Hasilnya dari face ini hamper sama dengan face
pertama. Langkah ketiga, studi tentang ruang bank tilgram. Tujuannya
untuk melakukan analisis pengamatan terhadap kelompok pekerja informal.
Ternyata dalam
fase ketiga ini tidak ada kenaikan produktivitas yang tinggi. Implikasi
penemuan HOwthorne terhadap pengembangan tentang ilmu perilaku organisasi
ternyata umat besar dan penting sekali. Usaha-usaha penemuan ini merupakan satu
dasar yang amat berharga terhadap pendekatan perilaku di dalam segala aspek
manajemen.
B. Sejarah Perkembangan Perilaku
Organisasi Pada Masa Modern
Pendekatan
modern tentang perilaku organisasi memusatkan pada sifat politis organisasi.
Penekanan pada unsur keterbukaan organisasi mulai diperhatikan. Perhatian
juga diberikan kepada bagaimana membina hubungan sosial, kebijakan rasional,
dan design-design kontingensi serta polotik organisasi. Pakar-pakar teori
modern dalam perilaku organisasi ini antara lain adalah : Herbert Simon, Katz
dan Khan, March dan Simon serta Jeffrey Pfeffer.[1]
Asumsi
dasar tentang sifat manusia menurut ilmu perilaku organisasi modern adalah
bukan baik dan buruk. Beberapa orang beranggapan bahwa manusia mempunyai
keunikan dalam perilaku hal yang terarah, lainnya beranggapn bahwa perilaku
manusia dalam banyak hal menunjukkan sebagai sasaran yang tidak teratur.
Pendekatan
yang dipakai untuk menganalisis perilaku manusia menurut ahli perilaku
organisasi modern yaitu pada hakikatnya juga menggunakan metode eksperimen,
dengan memberikan penekanan pada observasi terkendali dan generalisasi data.
Pengharapan-pengharapan
pada manajemen modern yaitu pemahaman-pemahaman dari perilaku manusia yang
selalu bertambah dengan pemahaman ilmiah yang Akan membawa kea rah
penyempurnaan kerja.
C. Landasan Perilaku Bagi Manajemen
Manajemen merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terdapat aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, penempatan,
pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap
organisasi dengan tujuan untuk mengkordinasi berbagai sumber daya yang ada oleh
organisasi sehingga menghasilkan suatu produk atau jasa secara efesien.
Organisasi, di dalamnya terdapat pengaturan
terhadap kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karenanya maka
dibutuhkan pengaturan sebaik-baiknya. Jika organisasi dan manajemen saling
bersinergi maka tujuan akan dicapai secara optimal. Organisasi merupakan salah
satu bentuk media dalam mencapai kebutuhan dan tujuan.
Manajemen dalam organiasasi
mempunyai landasan karena ditimbulkan oleh adanya tujuan bersama dan
kepentingan yang sama yang akan dicapai, adanya kerjasama antar individu dan
kelompok yang terikat secara formal. Selain itu karena adanya faktor pembagian
kerja, komunikasi tanggungjawab, dan pimpinan landasan manajemen dalam
organisasi adalah karena adanay kewenangan dan responsibility dari setiap
individu dlam organisasi.[2]
D. Pendekatan Sosial Learning
Pendekatan social learning merupakan pendekatan yang dikembangkan oleh
bandura pada tahun 1973, yang menyatkan bahwa perilaku individu merupakan hasil
pembelajaran sejak kecil yang kemudian menjadi pola perilaku (learned
behavior). Perilaku
seseorang sangat dipengaruhi pengamatan terhadap oranglain atau lingkungan
sosialnya.
Pendektan ini memandang bahwa jika
kekuatan pengendalian diri individu yang dimiliki individu tinggi, segla faktor
negatif apapun dari luar (impuls) tidak akan bepengaruh banyak terhadap
perilaku negatif individu. Kekuatan pengendalian diri sebagai bagian dari
kualitas diri dibentuk melalui proses pendidikan yang tepat dan waktu yang
lama.[3]
Teori Belajar Sosial berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dari segi interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara
faktor kognitif, tingkahlaku, dan faktor lingkungan. Dalam proses determinisme timbal-balik itulah terletak kesempatan
bagi manusia untuk mempengaruhi nasibnya maupun batas-batas kemampuannya untuk
memimpin diri sendiri (self-direction). Konsepsi tentang cara manusia berfungsi
semacam ini tidak menempatkan orang semata-mata sebagai objek tak berdaya yang
dikontrol oleh pengaruh-pengaruh lingkungan ataupun sebagai pelaku-pelaku bebas
yang dapat menjadi apa yang dipilihnya.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Fokus perhatian para teoritikus masa neoklasik adalah
pengakuan mengenai sifat sosial dari organisasi. Pada masa inilah
hubungan-hubungan manusiawi mulai diperhatikan, memandang organisasi sebagai
suatu yang terdiri dari tugas tugas maupun manusia. Para teoritikus neo klasik
mewakili pandangannya dari sisi manusianya dibandingkan sisi mesin yang
dipandang oleh para teoritikus masa klasik.
2. Pendekatan modern tentang perilaku
organisasi memusatkan pada sifat politis organisasi. Penekanan pada unsur
keterbukaan organisasi mulai diperhatikan. Perhatian juga diberikan
kepada bagaimana membina hubungan sosial, kebijakan rasional, dan design-design
kontingensi serta polotik organisasi.
3. Manajemen dalam organiasasi mempunyai landasan karena ditimbulkan
oleh adanya tujuan bersama dan kepentingan yang sama yang akan dicapai, adanya
kerjasama antar individu dan kelompok yang terikat secara formal. Selain itu
karena adanya faktor pembagian kerja, komunikasi tanggungjawab, dan pimpinan
landasan manajemen dalam organisasi adalah karena adanay kewenangan dan
responsibility dari setiap individu dlam organisasi.
4. Pendekatan social learning merupakan pendekatan yang dikembangkan oleh
bandura pada tahun 1973, yang menyatkan bahwa perilaku individu merupakan hasil
pembelajaran sejak kecil yang kemudian menjadi pola perilaku (learned
behavior).
B.
Saran
Makalah
ini tentunya jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi
Rasminto FEB Unhas,
http//:perilakuorganisasi.htm
Kriwil,
https://kriwiiiil.wordpress.com/2011/09/16/bab-ii-sejarah-perkembangan-dan-pendekatan-dalam-perilaku-organisasi/
Veithzal Rival Zainal, Muliaman
Darmansyah Hadad, Mansyur Ramly, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi,
Ed. 3, Cet. XI, PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta, 2014.
[2]
Veithzal Rival
Zainal, Muliaman Darmansyah Hadad, Mansyur Ramly, Kepemimpinan Dan Perilaku
Organisasi, (Ed. 3, Cet. XI, PT.
Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2014)., h. 178-179
[3] Kriwil,
https://kriwiiiil.wordpress.com/2011/09/16/bab-ii-sejarah-perkembangan-dan-pendekatan-dalam-perilaku-organisasi/
[1]
Veithzal Rival
Zainal, Muliaman Darmansyah Hadad, Mansyur Ramly, Kepemimpinan Dan Perilaku
Organisasi, (Ed. 3, Cet. XI, PT.
Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2014)., h. 174
Tidak ada komentar:
Posting Komentar